KOTA MALANG - Lima mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Zulfikar Dabby Anwar, Sekar Agatha Wulansari, Dely Dahlia, Aisya Rahma, dan Muhammad Dimas Priyastomo, meneliti pola konsumsi dan manajemen sampah makanan di Kota Malang sebagai solusi alternatif mitigasi perubahan iklim untuk membantu permasalahan food waste di Indonesia.
Baca juga:
ITS Perkuat Kerja Sama dengan DUT Tiongkok
|
Kegiatan penelitian tersebut direalisasikan pada Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti dibawah bimbingan Ibu Neza Fadia Rayesa, S.TP., M.Sc.
Zulfikar, Rabu (7/9/2022) mengatakan Food waste merupakan limbah yang banyak dihasilkan oleh masyarakat Indonesia dan tanpa disadari memberikan dampak negatif yang cukup besar bagi lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pola konsumsi masyarakat Kota Malang mengalami peningkatan sebanyak 58% melalui penyediaan stock dan konsumsi makanan, sebanyak 35% mengalami stagnan atau tidak berubah, serta 7% pola konsumsi pangan mengalami penurunan karena pembatasan konsumsi.
Serta pada penerapan manajemen sampah makanan di tingkat rumah tangga indikator tahapan berupa memasak, memakan, dan pembuangan sampah tergolong dalam kategori baik. Indikator perencanaan, berbelanja, menyimpan, dan mengolah sisa tergolong kategori cukup. Sedangkan indikator energy recovery tergolong dalam kategori tidak baik.
Bersama rekan timnya Zulfikar turun ke dua Kecamatan yang berada di Kota Malang yaitu, Kecamatan Sukun dan Kecamatan Klojen, untuk meneliti pola perubahan konsumsi serta manajemen sampah makanan yang diterapkan oleh masyarakat maupun UMKM di Kecamatan tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru terkait aktivitas konsumsi masyarakat serta implementasinya dalam pengelolaan sampah makanan yang dihasilkan dari rumah tangga. Selain itu juga mampu menjadi acuan dalam menerapkan ekologi literasi serta strategi mitigasi sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim yang sedang terjadi.
Aktivitas pemborosan makanan atau yang lebih dikenal dengan istilah food waste telah menjadi perhatian global karena berperan sebagai penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang memicu terjadinya perubahan iklim serta menjadi ancaman bagi ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Tahun 2019, jumlah sampah makanan di Indonesia mencapai 300 Kg per orang per tahun, dengan penyumbang sampah makanan terbesar yaitu pada level rumah tangga sebanyak 47%. Adanya perubahan pola perubahan konsumsi masyarakat juga menjadi faktor pendukung permasalahan food waste di Indonesia. (*)