KOTA MALANG - Kelompok Jaranan Bromo Tengger Semeru (BTS) dari Kelompok Jaranan Tugu Sari Panggung Rejo Tumpang merupakan salah satu kelompok seni pertunjukkan jaranan favorit di Kabupaten Malang. Biasanya dalam sekali pentas, kelompok Jaranan ini akan menyajikan durasi pertunjukkan yang sangat panjang. Misalnya start pukul 15.00 WIB akan break pukul 18.00 WIB (menjelang magrib), kemudian akan mulai lagi pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 02.00 WIB dini hari.
Pertunjukkan Jaranan ini biasanya terbagi menjadi dua sesi kembangan, yang pertama tari estetika yang tujuanya untuk menarik perhatian penonton, kemudian kembangan kedua yaitu menuju kalapan. Sesi kembangan sendiri durasi penyajiannya sekitar satu hingga satu setengah jam.
Hal inilah yang menarik perhatian Dosen UM, Dra. E.W. Suprihatin Dyah Pratamawati, M.Pd. dalam penelitiannya untuk melakukan rekonstruksi kerangka estetika performance Jaranan Kreasi BTS Tumpang dengan durasi waktu yang pendek untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Malang.
“Biasanya wisatawan datang ke suatu tempat tidak punya waktu lama untuk menonton suatu pertunjukan. Kami melihat potensi yang menarik dari jaranan BTS ini. Jadi, tujuan utama dari rekonstruksi ini erat kaitannya dengan pengembangan pariwisata, ” jelas Dra. E.W. Suprihatin Dyah Pratamawati, M.Pd.
Namun yang dilakukan rekonstruksi ini adalah tari estetikanya saja atau kembangan pertama, tidak untuk kembangan kalapan. Beberapa rekonstruksi yang dilakukanya antara lain penggunaan seragam tari, dan durasi peyajian yang lebih singkat sekitar sepuluh menit.
“Asalnya tidak menggunakan kostum, hanya menggunakan kaos seragam kelompok, kemudian direkonstruksi dengan menggunakan kostum lengkap serta tata rias lengkap, musiknya juga adalah hasil rekonstruksi, ” lanjutnya.
Program penelitian desentralisasi Fakultas Sastra yang berjudul “Rekonstruksi Kerangka Estetika Performance Jaranan Kreasi BTS Tumpang untuk Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Malang” ini diketuai oleh Dra E. W Suprihatin Dyah Pratamawati, M.Pd., dengan beranggotakan; Dr. Robby Hidajat, M.Sn. (FS UM), Dra.Yuliati, M.Hum., Fakultas Ilmu Sosial (FIS UM), dan Drs. Sumarwahyudi M.Sn., (FS UM), serta satu dosen dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Heriyati Yatim, M.Pd. Sedangkan dua mahasiswa yang terlibat dalam proyek penelitian ini; Rosaria Putri Anggraeni serta Muhammad Ridho Ramadhan.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Launching atas rekonstruksi tari jaranan BTS Tumpang ini dilaksanakan di depan Gedung PRIMKOPTI “Bangkit Usaha” di Jl. Sanan No. 49/51 Purwantoro, Blimbing, Kota Malang. kegiatan berlangsung terbuka dengan disaksikan oleh masyarakat umum, Minggu (11/06/2023), pukul 09.00 WIB.
“Ini adalah awal dari sosialisasi, kebetulan tempat yang bisa digunakan untuk penampilan perdana itu di sini. Kemungkinan untuk kedepannya jika di tumpang ada event kita bisa ikut tampil di sana, atau mungkin juga di tempat lain. Istilahnya penampilan ini adalah launching perdana hasil rekontruksi tari jaranan BTS Tumpang”, tutur Ketua Tim Penelitian ini.
Penari dalam tari jaranan Tumpang hasil rekonstruksi adalah mahasiswa s1 Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (UM). Di sisi lain, untuk pemusik yang berjumlah 6 orang semuanya berasal dari seniman Jaranan Tumpang.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya tahun 2021 yang berhasil membuahkan satu buku berjudul “Jaranan BTS (Bromo-Tengger-Semeru):Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur” yang diterbitkan oleh Singgasana Budaya Nusantara. Selain dihadirkan dengan tujuan agar bisa dinikmati oleh wisatawan, rekonstruksi tari jaranan ini diperuntukkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran mata kuliah seni pertunjukan dan pariwisata budaya pada semester 1 di bangku perkuliahan program studi pendidikan seni tari dan musik FS UM.
Pewarta: Zanadia Manik Fatimah-internship humas UM
Editor : Suhardi